Minggu, 16 Juni 2019

Mengenal Gout Arthritis

Asam Urat


       Asam urat merupakan suatu penyakit dimana ditemukannya kandungan purin yang terlalu tinggi di dalam tubuh. Pada kondisi normal, purin seharusnya mampu keluar dari tubuh melalui urin dan fases. Penumpukan purin berlebih di dalam tubuh mampu menyebabkan adanya krisal-kristal purin di sendi-sendi tubuh dan mengakibatnya kemerahan, pembengkakan sendi, dan nyeri yang datang tiba-tiba.

Penderita Penyakit Asam Urat
   Penyakit asam urat cenderung lebih sering dialami oleh pria dibandingkan wanita. Hal ini dikarenakan adanya hormone esterogen pada wanita mampu digunakan sebagai salah satu media untuk pengeluaran purin dari dalam tubuh. Berdasarkan salah satu penelitian, ditemukan mayoritas penderita penyakit asam urat adalah usia 47-61 tahun (Rusnoto, Cholifah dan Retnosari; 2015). Indonesia menempati urutan pertama dengan jumlah penderita penyakit asam urat 655.745 orang (0,27%) dari 238.452.952 orang (Right Diagnosis Statistik, 2010 (Samsudin, Kundre, & Onibala; 2016)).

Gejala Asam Urat
    Gejala asam urat sangat sulit untuk diprediksi dan lebih sering muncul pada saat malam hari. Gejala ini muncul ketika penyakit asam urat sudah memasuki kategori kronis. Berikut ini terdapat beberapa gejala-gejala asam urat:
1.  Nyeri sendi mendadak
2.  Sendi mengalami kemerahan disertai pembengkakaN
3.  Muncul kemerahan di area sendi


Hal-hal Yang Meningkatkan Faktor Resiko Asam Urat
1. Usia dan jenis kelamin
     Pada usia lanjut lebih sering mengalami masalah asam urat dibandingkan pada anak-anak dan remaja. Selain itu, pria ditemukan lebih berpotensi menderita penyakit asam urat dibandingkan wanita
2.      Riwayat kesehatan keluarga
      Faktor keturunan menjadi salah satu hal yang tidak dapat diabaikan karena memiliki peluang besar untuk diturunkan kepada generasi selanjutnya. Anak yang terlahir dari orang tua yang mengalami masalah asam urat cenderung berpotensi untuk menderita penyakit serupa jika dibandingkan dengan anak-anak lainnya
3.      Konsumsi obat-obatan tertentu
      Beberapa jenis obat-obatan yang dikonsumsi ternyata membawa dampak tersendiri terhadap masalah asam urat. Obar-obatan tersebut diantaranya adalah aspirin, obat diuretic, obat kemoterapi, obat penurun kekebalan tubuh (cyclosporine)
4.      Pola hidup tidak sehat
      Konsumsi makanan yang tinggi kandungan purin seperti daging mampu meningkatkan resiko asam urat. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik juga mampu mengganggu system eskresi (pengeluaran) purin dari dalam tubuh.
5.      Dehidrasi
      Penumpukan purin di dalam tubuh salah satunya disebabkankan karena pengeluaran urin yang tidak lancar. Oleh karena itu, dehidrasi memiliki peranan besar terhadap penumpukan purin di dalam tubuh.



 DAFTAR PUSTAKA
  1. Rusnoto, Cholifah dan Retnosari. 2015. Pemberian Kompres Hangat Memakai Jahe untuk Meringankan Skala Nyeri pada Pasien Asam Urat di Desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan. Jurnal STIKES Muhammadiyah Kudus.
  2. https://hellosehat.com/penyakit/asam-urat-encok/amp/ diakses pada tanggal 11 Juni 2019
  3. Samsudin, A. R. R., Kundre, R., & Onibala, F. (2016). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Memakai Parutan Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe Var Rubrum) Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Penderita Gout Arthritis di Desa Tateli Dua Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa. eJornal Keperawatan 4 (1).

Pengaruh Kompres Hangat Parutan Jahe Merah Terhadap Penurunan Nyeri Asam Urat

Kompres Hangat Parutan Jahe Merah dapat Menurunkan Nyeri Asam Urat


     Gout desease atau yang lebih dikenal sebagai penyakit asam urat merupakan suatu penyakit metabolic karena adanya kelebihan kadar asam urat di dalam tubuh. Penyakit asam urat biasanya menimbulkan rasa nyeri yang hebat pada sendi seperti pembengkakan sendi yang disertai rasa panas dan kemerahan. Data prevalensi penderita asam urat di Jawa Tengah menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebesar 24.3% pada pria dan 11.7% pada perempuan (Sriwiyati & Noviyanti; 2018). Terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk meredakan penyakit asam urat seperti kompres hangat maupun kompres dingin (Samsudin, Kundre, & Onibala; 2016).
     Pada kesempatan kali ini kami akan membahas terkait pengaruh pemberian kompres hangat parutan jahe merah untuk menurunkan nyeri pada penderita penyakit asam urat. Jahe merah dipercaya mampu memperkuat khasiat bahan lain dalam ramuan herbal. Rimpa pada jahe merah merupakan bagian yang digunakan dalam pengobatan asam urat (Herliana; 2013 (Samsudin, Kundre, & Onibala; 2016)).
       Berdasarkan suatu hasil penelitian, jahe merah mampu menurunkan 90% kadar purin dalam tubuh sehingga mampu menurunkan sensasi nyeri. Kandungan senyawa kimia jahe merah yaitu gingerol, shogaol, dan zingerone yang memiliki manfaat untuk antioksidan, antiinflamasi, analgesic, dan antikarsinogenik (Febriani, dkk; 2018). Kandungan antioksidan dalam jahe tadi mampu menurunkan efek peradangan pada penyakit asam urat. Jahe mampu menghancurkan penumpukan zat asam urat di dalam tubuh sehingga mampu dikeluarkan bersama dengan pembuangan kotoran.


DAFTAR PUSTAKA
  1. Febriani, Y., Riasari, H., Winingsih, W., dkk. (2018). The Potential Use of Red Ginger (Zingiber officinale Roscoe) Dregs as Analgesic. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
  2. Sriwiyati, L. & Noviyanti, D. (2018). Efektivitas Kompres Jahe Terhadap Penurunan Skala Nyeri Sendi Penderita Asam Urat di Desa Tempurejo dan Jurug Jumapolo Karanganyar. Kosala 6 (1)
  3. Samsudin, A. R. R., Kundre, R., & Onibala, F. (2016). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Memakai Parutan Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe Var Rubrum) Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Penderita Gout Arthritis di Desa Tateli Dua Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa. eJornal Keperawatan 4 (1).


Cara Mencegah Hipetensi



1.      Menguragi asupan garam
      Asupan garam yang dikonsumsi oleh penderita hipertensi ringan perharinya tidak boleh lebih dari 4 gram, namun bagi penderita hipertensi berat dianjurkan hanya mengonsumsi tidak lebih dari 2 gram perhari. Tujuan dari mengurangi asupan garam ini adalah dapat membantu menghilangkan resistensi garam dalam tubuh dan juga dapat menurunkan tekanan darah. Apabila ingin mengurangi asupan garam yang dikonsumsi hendaknya diimbangi dengan asupan kalsium, magnesium, dan kalium (untuk kasus tertentu) yang lebih banyak. Selain itu juga diimbangi dengan energi, protein, mineral, dan vitamin yang cukup.\
2.      Memperbanyak serat
   Bagi penderita hipertensi dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung serat daripada makanan berkaleng. Mengonsusmsi makanan yang mengandung serat dapat melancarkan buang air besar dan juga menahan sebagia asupan natrium.
3.      Menghindari kebiasaan buruk
    Kebiasaan buruk yang dimaksud seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, dan kopi yang terlalu banyak, sehingga jantung dapat bekerja dengan baik. Adapun dampak yang dapat disebabkan dari kebiasaan buruk merokok yaitu seperti meningkatnya rsiko kerusakan pembuluh darah yang selanjutnya berdampak pada kerja jantung yang lebih berat.
4.      Memenuhi kebutuhn kalium, magnesium, dan kalsium
   Kalium, magnesium, dan kalsium bermanfaat bagi kesehatan tubuh apabila dikonsusi tidak berlebih. Mengonsusmsi 3.500 mg kalium dapat membantu mengatasi kelebihan natrium, sehingga dapat menormalkan tekanan darah.

DAFTAR PUSTAKA
  1. Rampengan, S. 2015. Hipertensi Resistan. Jurnal Kedokteran Yarsi, 23 (2), 114-127
  2. Sustrani, L., dkk. 2005. Hipertensi. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Sabtu, 15 Juni 2019

Kenali Faktor Resiko Hipertensi

HIPERTENSI

           Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Penyakit ini dapat diderita oleh siapa saja. Hipertensi ditandai dengan meningkatnya tekanan darah secara perlahan seiring dengan bertambahnya usia. Menurut WHO (World Healt Organization) batas normal tekanan dara normal adalah 140/90 mmHg, dan hipertensi adalah sama atau diatas 160/95 mmHg. Tidak hanya tekanan darah yang meningkat, hipertensi juga dapat meningkatkan resiko seragan jantung, stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal. Penyebab terjadinya hipertensi ada bermacam-macam, salah satunya adalah stres. Kondisi ini dapat menyebabkan individu sulit tidur, sehingga dapat berdampak pada tekanan darah yang akan cenderung meningkat. Selain itu, hipertensi juga disebabkan oleh pola hidup dan konsumsi garam berlebih.

FAKTOR RESIKO HIPERTENSI


1.      Usia
     Tingginya penderita hipertensi sejalan dengan bertabahnya usia karena disebabkan oleh perubahan struktur pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi sempit dan pembuluh darah menjadi kaku sehinggadapat meningkatkan tekanan darah sistolik.
2.      Riwayat Keluarga
     Seseorang yang memiliki orang tua dengan riwayat hipertensi beresiko besar menderita hipertensi daripada mereka yang tidak mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarganya.
3.      Kebiasaan Merokok
     Sebuah penelitian menunjukkan bahwa nagka kejadian hipertensi pada seseorang yang merokok lebih besar daripada mereka yang tidak merokok. Rokok mengandung nikotin yangdapat meningkatkan tekanan darah segera setelah hisapan pertama.  Hal ini dikarenakan zat yang terdapat dalam asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker.
4.      Kebiasaan Olahraga
     Olahraga bukan hanya digunakan sebagai sarana untuk menurunkan berat badan, namu juga dapa mengurangi tekanan darah. Olahraga dapat menyebabkan pertumbuhan pembluh darah kapiler. Dengan demikian, sesuatu yang menghambat aliran darah dapat berkurang, sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
5.      Indeks Massa Tubuh
     Sebuah penelitian menunjukkan bahwa indeks massa tubuh yang meningkat dapat meningkatkan resiko hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA
  1. Rampengan, S. 2015. Hipertensi Resistan. Jurnal Kedokteran Yarsi, 23 (2), 114-127
  2. Sustrani, L., dkk. 2005. Hipertensi. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
  3. Sartik. Tjekyan, RM., & Zulkarnain,M. 2017. Faktor-Fakor Risiko dan Angka Kejadian Hipertensi pada Penduduk Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 8(3), 180-191.